Malam semilir menyapu dinginnya suasana
Rasanya goresan tinta ingin ku ukir malam ini
Ku rangkai kata, menyusun sajak - sajak
Buah penghabisan pikiran, mengungkap jiwa
Mendekap huruf, meronce kata demi kata
Baris mulai terisi, larik pun terpenuhi
Bait pun memintaku untuk dilengkapi
Satu, dua, tiga dan hingga akhir
Mencoba untuk semaksimal mungkin menorehkan pena
Ke dalam bait, ke dalam ungkapan
Walaupun aku bukan pujangga
Yang konon katanya pandai merangkai kata
Tak terasa, aku masuk spasi baru
Berfikir, memutar otak, memilih kata
Tak terasa, bait ke empat tercipta
Sudahkah rima mengiringi puisiku?
Menggali potensi, meluapkan emosi
Pena ternyata lebih tajam dari pisau
Lewati bibir tajam nan selalu di asah
Ku tajamkan kata, ku belah kertas ini
Perjalanan mengungkap jiwa ini
Berkelana ke padang mayapada
Terkadang aku tak sanggup berdefinisi
Mengungkap apa yang ada di balik syair ini
Adalah aku yang bersembunyi di balik bait
Adalah hatiku yang minta diusut keberadaannya
Adalah duta bagi jiwa - jiwa yang ingin berbicara
Adalah alunan kata yang terususun indahnya
Lewat ini dia seolah ingin bergeming
Yang tak, ataukah belum dikuak
Menggebu, menyeruak, mengintip
Dari balik untaian syahdu nan elok ini
Memasuki ke sembilan rumah kata
Mengharuskanku menyudahi petualanganku
Mengendorkan indra pengendali pena
Karena, seruanNya telah tiba
Kamis, 13 Januari 2011 19.04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar